Selasa, 15 Januari 2019

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI LAGU DAERAH



Pendidikan Karakter Anak melalui Lagu Daerah Ampar-ampar Pisang 

PENDAHULUAN
pembahasan utama materi pelajaran Seni musik  yang akan dijelaskan dengan lengkap dan detail pada materi belajar berikut ini. Adapun sub pembahasan mengenai pengertian pendidikan karakter, pengertian seni musik, pendidikan karakter anak melalui lagu daerah.



A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan yaitu proses penanaman budaya kedalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan juga  merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana pembudayaan dan sosialisasi.
B. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter menurut Khan (2010), Pendidikan karakter adalah proses kegiatan yang dilakukan dengan segala daya dan upaya secara sadar dan terencana untuk mengarahkan anak didik. Sedangkan, menurut Doni Koesuma A (2010), Pendidikan karakter adalah diberikannya tempat bagi kebebasan individu dalam menghayati nilai-nilai yang dianggap sebagai baik, luhur, dan layak diperjuangkan sebagai pedoman bertingkah laku bagi kehidupan pribadi berhadapan dengan dirinya, sesama dan Tuhan.
C. Pengertian Seni Musik
Musik berasal dari kata Mousal dari bahasa Yunani, yaitu sembilan dewi yang menguasai seni, seni murni dan seni pengetahuan. Tetapi, umumnya musik selalu dikaitkan dengan sejumlah nada yang terbagi dalam jarak tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 602), Musik merupakan ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu).
D. PENDIDIKAN KARAKTER ANAK MELALUI LAGU DAERAH
 Pada era globalisasi seperti saat ini pendidikan karakter dan moralitas bangsa menjadi satu dari sekian banyak persoalan utama yang dialami negara-negara berkembang. Termasuk Indonesia, yang memiliki segudang masalah terkait dengan karakter generasi mudanya. Sejatinya, nilai-nilai karakter itu sudah ada dan menjadi Lokal Wisdom atau kearifan lokal dalam diri dan tatanan masyarakat. Namun, pengaruh globalisasilah yang telah membentengi nilai-nilai karakter itu semakin sulit diwariskan, bahkan mulai menghilang di daerah-daerah tertentu.
Secara harfiah, pendidikan dapat diartikan sebagai proses, cara, atau perbuatan mendidik. Pendidikan berasal dari kata didik yang berarti memelihara dan memberikan latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran (KBBI, 2008: 352). Menurut Driyarkara (1980 :32) Pendidikan merupakan gejala semesta (fenomena universal) dan berlangsung sepanjang hayat manusia, dimanapun manusia berada. Dimana ada kehidupan manusia, disitu pasti ada pendidikan. Sedangkan menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No. 20 tahun 2003, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif  dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan. Pendidikan menjadi pondasi utama yang menjadi kekuatan seseorang.
Istilah karakter mempunyai beberapa pengertian. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang daripada yang lain (Pusat Bahasa, 2005:1270). Sedangkan, Musfiroh (2008: 27) mengatakan bahwa karakter mengacu pada serangkaian sikap perilaku (behavior), motivasi (motivation), dan keterampilan (skill) yang meliputi keinginan untuk melakukan hal yang terbaik. Berdasarkan pemaparan diatas, karakter dapat dipahami sebagai sifat-sifat kejiwaan yang dimiliki manusia meliputi keinginan untuk melakukan yang terbaik. Karakter bukan hanya soal pengetahuan dan tahu semata. Namun juga harus dipraktekan dan dibiasakan. Ketika sebuah nilai kebajikan dalam sebuah masyarakat dipraktekan dan di biasakan, maka secara tidak langsung karakter akan dengan sendirinya melekat pada orang yang mempraktekanya.


 Berbeda halnya jika karakter hanya di pelajari lewat buku-buku terlebih di ruangan yang dibatasi tembok. Karakter merupakan sesuatu yang luas dan relatif tidak bisa jika dihafalkan saja, tanpa dipraktekan dan dibiasakan.
Berdasar asal kata tersebut pendidikan karakter dapat diartikan sebagai upaya penanaman karakter kepada masyarakat melalui pengetahuan mengenai moral, perasaan tentang moral dan pengajaran perbuatan bermoral. anak sedang dalam masa emasnya atau yang lebih dikenal dengan Golden Age. Golden Age yaitu masa ketika anak berusia antara 0-6 tahun, pada usia ini otak anak  berkembang sangat cepat hingga 80 persen, oleh karena itu masa ini sangat  penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan dari anak. Pada usia ini juga otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk, sehingga pada masa ini seorang anak harus benar-benar di perhatikan agar tidak melakukan hal salah karena dapat berakibat pada masa pertumbuhan  berikutnya. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk.
Penerapan dari pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai metode misalnya dengan menggunakan lagu. Lagu menjadi salah satu metode yang sangat baik pada anak karena sudah menjadi bagian dari keseharian dan pertumbuhan seorang anak, baik di lingkungan rumah maupun sekolah, sehingga akan berdampak besar karena mereka bisa bernyanyi, bermain dan bergembira, dengan isi lagu yang mendidik, dan itu menjadi bagian dari pembentukan karakter.
 Lagu-lagu yang diterapkanpun tidak sembarangan melainkan lagu daerah tradisional karena keduanya adalah budaya indonesia yang didalamnya mengandung nilai-nilai kearifan lokal dan norma-norma yang baik, kemudian juga keduanya merupakan budaya asli indonesia yang tentunya akan memberikan nilai nasionalisme kepada diri anak karena anak akan selalu cinta kepada tanah airnya. 
Seiring perkembangan teknologi dan arus globalisasi yang begitu cepat membuat lagu-lagu daerah tradisional mulai luntur bahkan menghilang dari kehidupan anak-anak. Mereka lebih suka bermaian gadget yang menawarkan banyak konten yang menarik dari pada bermain di lingkungan sekitar dengan teman-teman sebayanya. Hal ini mendorong terciptanya karakter anak yang cenderung sedikit beraktivitas diluar rumah (bermaian) atau lebih sering berdiam diri dirumah, padahal hal ini tidak baik karena bisa menciptakan rasa malas, individualis bahkan bisa mengganggu kesehatan dari anak itu sendiri.
Lagu-lagu  daerah tidak sama dengan lagu-lagu modern/kekinian yang kebanyakan liriknya hanya berisi curhatan-curhatan dari luapan emosi seseorang seperti tentang cinta, galau dan sedih. Berbeda dengan lagu-lagu daerah yang telah dibuat sejak dahulu, isi dan maknanya mengandung pesan moral yang baik. Oleh sebab itu, lagu-lagu daerah dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang diterapkan untuk-anak pada usia golden age, karena pada usia ini anak mudah menghafal, anak juga akan  merasa senang karena dengan bernyanyi bisa meluapkan emosi yang ada pada diri anak itu sendiri, dengan kata lain dengan bernyanyi dapat meringankan beban pikiran dari anak. Melalui lagu-lagu daerah yang sering dinyanyikan bersama dan penjelasan mengenai makna dari isi lagu tersebut mampu membawa anak untuk melakukan aktivitas sesuai makna dari lagu.
Lagu-lagu daerah yang memiliki kearifan lokal dan dapat dijadikan media pendidikan karakter misalnya adalah lagu Ampar-ampar pisang.  Lagu daerah Ampar-ampar pisang adalah lagu dari kalimantan selatan yang lirik pertama dan keduanya berbunyi  " Ampar-ampar pisang dan pisangku balum masak"" yang memiliki arti Susun-susun pisang dan pisangku belum masak dari kedua lirik ini kita tahu bahwa makna lagu ini adalah menceritakan mengenai mengharapkan pisang, menyusunnya sebelum dijemur.

Lagu-lagu daerah tradisional adalah tempat untuk melakukan proses internalisasi nilai-nilai karakter yang luhur. Tentunya hal itu bersumber langsung dari masyarakat atau local wisdom. Karakter-karakter yang diperoleh dari lagu-lagu daerah tradisonal secara hidden curriculum seperti nasionalisme, kesiapan, daya saing, kesabaran, kejujuran, tanggung jawab, dan kecerdasan nantinya akan melahirkan generasi emas yang tak hanya pandai akan tetapi juga berkarakter dan siap membangun bangsa dan negara. Selain itu,  dari media tersebut juga telah mengajarkan bahwa sesungguhnya negara ini kaya akan budaya yang sangat baik dan juga turut mempersiapkan kehidupan Indonesia madani di masa mendatang.


Contoh pendidikan karakter melalui lagu daerah yaitu
Judul lagu : Ampar-ampar pisang
Pencipta    : Hamiedan AC
Album       : lagu daerah

Ampar-ampar pisang
Pisangku balum masak
Masak sabigi dihurung bari-bari
Masak sabigi dihurung bari-bari
Mangga lepak mangga lepok
Patah kayu bengkok
Bengkok dimakan api, apinya canculupan
Bengkok dimakan api, apinya canculupan
Nang mana batis kutung dikitip bidawang
Nang mana batis kutung dikitip bidawang

       Sejarah tentang lagu Ampar-ampar pisang ini pada awalnya dinyanyikan secara iseng saat masyarakat kalimantan selatan membuat sebuah kue yang biasa disebut dengan nama kue ampar ataupun makanan yang terbuat dari pisang juga disebut dengan nama rimpi. Isi dari lirik lagu ampar-ampar pisang tersebut tak jauh beda dengan proses pembuatan kue ampar.

Makna dari lagu ampar-ampar pisang mencerminkan keceriaan, yang tergambar dari liriknya yang saling menyambung. Dan juga menggambarkan bagaimana hasil kekayaan alam indonesia yang salah satunya daerah kalimantan selatan.
Ampar-ampar pisang bisa diartikan sebagai mengharapkan pisang. Pisang merupakan salah satu makanan utama didaerah karajaan banjar. Pisang diolah menjadi berbagai aneka makanan, salah satu cara mengolahnya dengan dijemur dahulu.
Lagu "Ampar-Ampar Pisang" yang populer di Indonesia ternyata berasal dari Kalimantan Selatan. Lagu yang  memiliki beberapa kata dan makna seputar budaya Kalimantan Selatan. Menceritakan tentang sebuah makanan khas yang terbuat dari pisang.
Dibalik lirik lagunya, "Ampar-Ampar Pisang" memiliki sebuah cerita yang ingin disampaikan oleh sang pencipta lagu. Makna lagu ini menceritatkan tentang makanan olahan pisang khas Kalimantan Selatan yang bernama rimpi. Makanan ini dibuat dengan cara diampar (disusun) yang kemudian dibiarkan hingga hampir matang mendekati busuk. Setelah itu, pisang kemudian dijemur di bawah sinar matahari hingga mengeras dan mengeluarkan aroma manis yang khas.
 Arti dari 'bari-bari' arti dari kalimat "Masak sabigi dihurung bari-bari" dalam lagu "Ampar-Ampar Pisang" Menyambung dari lirik sebelumnya, penggalan lirik ini ternyata menceritakan tentang pisang rimpi yang sedang dijemur dan mengeluarkan aroma manis yang khas. Aroma tersebut kemudian mengundang sebuah jenis binatang bisa terbang yang dikenal oleh masyarakat Kalimantan dengan nama bari-bari.
 selain menceritakan tentang proses pembuatan pisang rimpi, lagu ini juga memiliki penggalan lirik yang menakut-nakuti anak-anak zaman dahulu. Kisahnya, dalam proses pembuatan rimpi, banyak anak-anak kecil yang seringkali mengambil pisang yang masih dalam proses penjemuran. Oleh sebab ini, lagu "Ampar-Ampar Pisang" dinyanyikan untuk menakut-nakuti anak-anak tersebut dengan lirik "dikitip bidawang" yang berarti "digigit bidawang (semacam hewan besar yang ada di laut).


Lagu "Ampar-Ampar Pisang" juga memiliki pesan moral untuk anak-anak zaman dahulu. Menceritakan tentang proses pembuatan pisang rimpi yang tidak mudah, lagu tersebut mengajarkan anak-anak untuk bersabar. Sesuatu yang baik akan didapat dengan dalam waktu yang tidak singkat, sama seperti proses pembuatan pisang rimpi.Indonesia memiliki bermacam-macam lagu daerah yang beragam.
Lagu daerah tersebut merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang menggambarkan ciri khas masing-masing daerah. Hampir seluruh wilayah Indonesia memiliki lagu daerah yang mana lagu daerah tersebut mempunyai ciri khas khusus yaitu logat dan bahasa daerah masing-masing,
semua itu tidak dimiliki oleh negara-negara lain. Kekayaan lagu daerah yang dimiliki tersebut tidak akan ada artinya tanpa adanya usaha dalam melestarikan dan mengabadikannya ke dalam suatu bentuk pendokumentasian serta mengapresiasikan lagu daerah tersebut.
Fenomena yang terjadi sekarang menunjukkan bahwa lagu daerah hampir punah dan kurang menunjukkan eksistensinya. Lagu daerah tersebut kurang diminati oleh generasi muda, karena adanya lagu pop dan mancanegara yang lebih digemari oleh generasi muda sekarang dibandingkan dengan daerah yang dianggap jadul oleh generasi sekarang.
Lagu daerah Penting untuk Pembentukan Karakter Anak.Keberadaan lagu daerah untuk kalangan anak-anak semakin terkikis, sejalan dengan perkembangan teknologi dan berbagai faktor lainnya. Padahal, lagu jenis itu memiliki peran penting untuk pendidikan karakter berbasis budaya. Diperlukan gerakan bersama agar lagu daerah untuk anak-anak bisa kembali menjadi bagian dari keseharian.Lagu daerah ini sangat dahsyat, karena mereka bisa bernyanyi dan bergembira, dengan isi lagu yang mendidik, dan itu menjadi bagian dari pembentukan karakter anak melalui lagu daerah.                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar