Selasa, 15 Januari 2019

Pendidikan Karakter Anak melalui Permainan Dakon



Pendidikan Karakter Anak melalui Permainan Dakon

A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan yaitu proses penanaman budaya kedalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan juga  merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana pembudayaan dan sosialisasi. 

B. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter menurut Khan (2010), Pendidikan karakter adalah proses kegiatan yang dilakukan dengan segala daya dan upaya secara sadar dan terencana untuk mengarahkan anak didik. Sedangkan, menurut Doni Koesuma A (2010), Pendidikan karakter adalah diberikannya tempat bagi kebebasan individu dalam menghayati nilai-nilai yang dianggap sebagai baik, luhur, dan layak diperjuangkan sebagai pedoman bertingkah laku bagi kehidupan pribadi berhadapan dengan dirinya, sesama dan Tuhan.
D. PENDIDIKAN KARAKTER ANAK MELALUI PERMAINAN DAKON
 Pada era globalisasi seperti saat ini pendidikan karakter dan moralitas bangsa menjadi satu dari sekian banyak persoalan utama yang dialami negara-negara berkembang. Termasuk Indonesia, yang memiliki segudang masalah terkait dengan karakter generasi mudanya. Sejatinya, nilai-nilai karakter itu sudah ada dan menjadi Lokal Wisdom atau kearifan lokal dalam diri dan tatanan masyarakat. Namun, pengaruh globalisasilah yang telah membentengi nilai-nilai karakter itu semakin sulit diwariskan, bahkan mulai menghilang di daerah-daerah tertentu.
Secara harfiah, pendidikan dapat diartikan sebagai proses, cara, atau perbuatan mendidik. Pendidikan berasal dari kata didik yang berarti memelihara dan memberikan latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran (KBBI, 2008: 352). Menurut Driyarkara (1980 :32) Pendidikan merupakan gejala semesta (fenomena universal) dan berlangsung sepanjang hayat manusia, dimanapun manusia berada. Dimana ada kehidupan manusia, disitu pasti ada pendidikan. Sedangkan menurut undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No. 20 tahun 2003, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif  dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan. Pendidikan menjadi pondasi utama yang menjadi kekuatan seseorang.
Istilah karakter mempunyai beberapa pengertian. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang daripada yang lain (Pusat Bahasa, 2005:1270). Sedangkan, Musfiroh (2008: 27) mengatakan bahwa karakter mengacu pada serangkaian sikap perilaku (behavior), motivasi (motivation), dan keterampilan (skill) yang meliputi keinginan untuk melakukan hal yang terbaik. Berdasarkan pemaparan diatas, karakter dapat dipahami sebagai sifat-sifat kejiwaan yang dimiliki manusia meliputi keinginan untuk melakukan yang terbaik. Karakter bukan hanya soal pengetahuan dan tahu semata. Namun juga harus dipraktekan dan dibiasakan. Ketika sebuah nilai kebajikan dalam sebuah masyarakat dipraktekan dan di biasakan, maka secara tidak langsung karakter akan dengan sendirinya melekat pada orang yang mempraktekanya.
 Berbeda halnya jika karakter hanya di pelajari lewat buku-buku terlebih di ruangan yang dibatasi tembok. Karakter merupakan sesuatu yang luas dan relatif tidak bisa jika dihafalkan saja, tanpa dipraktekan dan dibiasakan.
Berdasar asal kata tersebut pendidikan karakter dapat diartikan sebagai upaya penanaman karakter kepada masyarakat melalui pengetahuan mengenai moral, perasaan tentang moral dan pengajaran perbuatan bermoral. anak sedang dalam masa emasnya atau yang lebih dikenal dengan Golden Age. Golden Age yaitu masa ketika anak berusia antara 0-6 tahun, pada usia ini otak anak  berkembang sangat cepat hingga 80 persen, oleh karena itu masa ini sangat  penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan dari anak. Pada usia ini juga otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk, sehingga pada masa ini seorang anak harus benar-benar di perhatikan agar tidak melakukan hal salah karena dapat berakibat pada masa pertumbuhan  berikutnya. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk.
Penerapan dari pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai metode misalnya dengan menggunakan permainan menjadi salah satu metode yang sangat baik pada anak karena sudah menjadi bagian dari keseharian dan pertumbuhan seorang anak, baik di lingkungan rumah maupun sekolah, sehingga akan berdampak besar karena mereka bisa bernyanyi, bermain dan bergembira, dengan isi lagu dan permainan yang mendidik, dan itu menjadi bagian dari pembentukan karakter.
Permainan yang diterapkanpun tidak sembarangan melainkan permaian tradisional karena keduanya adalah budaya indonesia yang didalamnya mengandung nilai-nilai kearifan lokal dan norma-norma yang baik, kemudian juga keduanya merupakan budaya asli indonesia yang tentunya akan memberikan nilai nasionalisme kepada diri anak karena anak akan selalu cinta kepada tanah airnya. 
Seiring perkembangan teknologi dan arus globalisasi yang begitu cepat membuat permaian tradisional mulai luntur bahkan menghilang dari kehidupan anak-anak. Mereka lebih suka bermaian gadget yang menawarkan banyak konten yang menarik dari pada bermain di lingkungan sekitar dengan teman-teman sebayanya. Hal ini mendorong terciptanya karakter anak yang cenderung sedikit beraktivitas diluar rumah (bermaian) atau lebih sering berdiam diri dirumah, padahal hal ini tidak baik karena bisa menciptakan rasa malas, individualis bahkan bisa mengganggu kesehatan dari anak itu sendiri.
Permaian tradisonal merupakan salah satu metode yang baik digunakan untuk media penerapan pendidikan karakter kepada anak. Permaian tradisional adalah permaian yang dulu dilakukan oleh anak-anak zaman dahulu, permaian tradisonal ini kebanyakan dilakukan lebih dari satu orang atau berkelompok sehingga akan mengarahkan mereka pada kehidupan sosial dan kebersamaan yang tinggi.
Selaian itu permaian tradisional juga merupakan salah satu budaya indonesia yang harus dilestarikan karena mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang dapat membentuk karakter-karakter yang baik.permaian tradisional yang memiliki kearifan lokal dan dapat dijadikan media pendidikan karakter misalnya permaian Dakon/congklak, petak umpet, dan yang lainnya.

 Dakon adalah salah satu permaian tradisional yang didalamnya mengandung pelajaran bahwa  setiap hari yang kita jalani tentu berpengaruh terhadap hari-hari selanjutnya, begitupula dengan orang lain.
Dalam permainan dakon seorang anak juga diajarkan untuk berfikir agar selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan, jika teliti dan menggunakan strategi yang benar seorang pemain dakon akan mendapatkan hasil yang banyak dan ketika lawannya sudah kehabisan dia akan menang. Permainan dakon ini juga dapat memberikan gambaran bahwa dalm menjalani hidup selalu ada persaingan oleh karena itu anak harus dipersiapkan sejak dini agar siap menghadapi tantangan-tantangan tersebut.
Kemudian permainan petak umpet juga menjadi salah satu permaian yang didalamnya mengandung berbagai teladan seperti nilai kejujuran karena tentu saja ketika yang jaga (pemaian yang mencari) tidak boleh mengintip ketika pemain yang lainnya  sedang mencari tempat untuk bersembunyi, kemudian dalam petak umpet juga memberikan nilai kesabaran karena pemaian yang jaga harus mencari teman-temanya yang bersembunyi, hal ini tentu saja secara tak langsung akan memberikan nilai ketelitian dan berfikir kritis karena harus cermat dalam mencarinya.
Permainan tradisional adalah tempat untuk melakukan proses internalisasi nilai-nilai karakter yang luhur. Tentunya hal itu bersumber langsung dari masyarakat atau local wisdom. Karakter-karakter yang diperoleh dari lagu-lagu daerah dan permainan tradisonal secara hidden curriculum seperti nasionalisme, kesiapan, daya saing, kesabaran, kejujuran, tanggung jawab, dan kecerdasan nantinya akan melahirkan generasi emas yang tak hanya pandai akan tetapi juga berkarakter dan siap membangun bangsa dan negara. Selain itu,  dari kedua media tersebut juga telah mengajarkan bahwa sesungguhnya negara ini kaya akan budaya yang sangat baik dan juga turut mempersiapkan kehidupan Indonesia madani di masa mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar